Hati-Hati Naik Delman Dekat Gedung Sate Bandung, Ada Oknum Kusir Getok Harga

Jakarta – Belum lama ini, seorang wisatawan mengeluhkan mahalnya wisata naik delman di sekitar Gedung Sate , Bandung, Jawa Barat. Ia mengaku bayar Rp600 ribu untuk menikmati perjalanan di sekitar bangunan ikonis di Kota Kembang itu.

Di akun TikTok-nya, @kumalasariaziz , 14 April 2025, wisatawan itu menulis, ” Saya bersama keluarga sedang berlibur (di Bandung). Kebetulan di dekat hotel tempat kami menginap ada abang-abang delman. Dia menawarkan keliling gedung sate .” ” Tapi, sebelumnya kita tanya harganya, dia bilang (Rp)200 ribu, waktu saya bayar (Rp)200 ribu, dia bilang kurang (Rp)400 ribu. Saya pun kaget akhirnya saya dan suami kasih uang (Rp)300 ribu jadi total (Rp)500 ribu. Dia minta (Rp)100 ribu lagi dan kami langsung kabur kembali ke hotel dalam keadaan kesal .” ” Tapi, kami berpikir mungkin ini rezeki abangnya. Semoga Allah ganti rezeki kami dengan yang lebih baik lagi Mohon maaf sebelumnya saya bikin vidio ini tidak bermaksud untuk apapun. Cuma ingin mengingatkan untuk lebih teliti dan hati-hati lagi dan jangan sampai kejadian ini terulang kembali pada kami dan keluarga  .”

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebutÂbahwa oknum kusir delman penggetok harga tersebut sebelumnya telah ditertibkan pada 1 April 2025 dengan sanksi tindak pidana ringan.

Namun, pelaku kembali beroperasi dan melakukan tindakan serupa. “Waktu itu, saat kami menangkap, kami malah dikecam, dianggap tidak manusiawi. Tapi sekarang dia kembali lagi,” kata Farhan, la

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, kata Farhan, telah menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menangani kasus tersebut. Farhan menegaskan bahwa tindakan kusir delman tersebut masuk dalam kategori pemerasan dan penipuan. Karenanya, pelaku akan diproses hukum lebih lanjut.

“Jadi kita harus sesuaikan. Lihat peraturan dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Yang paling penting, penegakan ketertiban umum tetap harus dijalankan,” kata dia. Pihaknya juga akan meninjau kembali regulasi yang mengatur operasional moda transportasi tradisional, seperti delman di Kota Bandung.

Hal itu dilakukan guna menyeimbangkan aspek tradisi, ketertiban umum, dan kenyamanan wisatawan. “Intinya, kita harus menjaga keteraturan. Saya akan lihat lagi peraturan resminya. Tapi saya juga manusia biasa, saya juga punya perasaan.” “Alangkah kejamnya seorang wali kota langsung berkata, ‘Ini orang tidak boleh masuk kota,’ nanti saya dianggap tidak manusiawi,” tandasnya.

Tidak hanya di Bandung, dugaan praktik getok harga sayangnya telah dilaporkan dari sejumlah destinasi wisata di Indonesia, termasuk Labuan Bajo. Tahun lalu, seorang wisatawan mengeluh “dipalak” saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tags :

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tech

Popular Posts