Jakarta, 7 Januari 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan fee based income (FBI) yang signifikan, mencapai Rp4,99 triliun per November 2024, tumbuh 34% year on year dibandingkan posisi November 2023 sebesar Rp3,73 triliun. Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyatakan bahwa potensi penumbuhan FBI BSI masih sangat besar.
“Di bank besar, fee based ratio bisa mencapai di atas 20%,” ujar Ade. Saat ini, fee based ratio BSI mencapai 18,04%, meningkat dibandingkan 15,64% pada November 2023. Ade menambahkan bahwa BSI fokus menumbuhkan produk berbasis emas, termasuk pembiayaan gadai, cicil emas, tabungan emas, dan tabungan haji. Fee based dari produk gadai dan cicil emas mencapai Rp834 miliar dengan pertumbuhan 24% year on year.
Pertumbuhan fee based dari sisi digital juga mencatatkan pertumbuhan tinggi, mencapai 25% year on year dengan total Rp659 miliar. BSI terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan pendapatan berbasis fee. Ade menegaskan bahwa BSI akan terus fokus pada produk holding ratio melalui produk champion dan new super app BYOND by BSI.
Ade juga menyampaikan bahwa jumlah downloader aplikasi BYOND by BSI telah mencapai di atas 2 juta dengan jumlah nasabah BSI di atas 20 juta. “Kami yakin dengan nasabah yang terus bertumbuh, maka sangat potensial menumbuhkan kinerja yang sehat dan sustain,” ujar Ade.
(redaksi)